#nav a{display:block} #nav .b a,#nav .b a:visited{color:#20c} #nav .i{color:#a90a08;font-weight:bold} .csb,.ss{background:url( http://i879.photobucket.com/albums/ab351/bloggerblogimage/pagenavi/nav_logo7.png ) no-repeat 0 0;height:26px;display:block} .ss{background-position:0 -88px;position:absolute;left:0;top:0} .cps{height:18px;overflow:hidden;width:114px} .mbi{width:13px;height:13px;background-position:-91px -74px;margin-right:3px} #nav td{padding:0;text-align:center}
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

3 Hal yang Harus Diketahui Orang Tua Mengenai Video Game

Mungkin tidak masalah bagi anda jika anak-anak anda bermain game di gadget atau di komputer, tetapi anda mungkin ingin tahu apakah berbahaya jika membiarkan anak anda menghabiskan begitu banyak waktu dengan game itu.
Kami telah berkonsultasi dengan dokter psikologis anak dan para ahli video game untuk mendapatkan cara bagaimana anda bisa membantu anak anda menikmati keuntungan dari video game dan mencegah kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

1. Game ada peringatan batasan umurnya dan game punya alat pengontrol khusus bagi para orang tua.
The Entertainment Software Rating Board (ESRB) adalah organisasi yang memberikan informasi tentang berbagai game komputer dan console, termasuk sebuah sistem batasan umur dengan berbagai kategori dari EC (Early Childhood) sampai ke AO (Adult Only).
Cheryl K. Olson, ScD, seorang dosen dari Harvard Medical School dan penulis buku Grand Theft Childhood: The Surprising Truth About Violent Video Games and What Parents Can Do, menganjurkan agar para orang tua harus menyimpan halaman web “Resources” dari ESRB yaitu , yang akan menghubungkan anda ke bagian instruksi-instruksi cara menggunakan alat pengontrol khusus bagi orang tua untuk semua sistem game dan komputer. Halaman web ini juga menghubungkan anda dengan situs-situs tempat anak-anak anda mendapatkan informasi game, dan situs-situs ulas balik game bagi orang tua juga sebuah aplikasi batasan umur jadi para orang tua dapat memiliki informasi yang lebih banyak lagi ketika sedang berbelanja game.”

2. Gambar pemberitahuan batasan umur tidak dapat menjadi satu-satunya cara untuk mengawasi anak kita.
Info dari ESRB dapat menjadi hal yang sangat membantu pada awalnya, tetapi juga tergantung pada perbedaan karakter pada masing-masing anak. “Batasan yang berdasarkan pada umur saja tidak dapat memberikan informasi yang cukup kepada para orang tua apakah game itu sesuai atau tidak buat seorang anak remaja,” kata dr. Olson. Pastikan anda membaca rincian tipe game sebagai tambahan selain pembatasan usianya. Rincian tipe gamenya bisa termasuk hal-hal seperti “Blood and Gore”(terdapat adegan keras dan berdarah) dan “Drug Reference (terdapat nama-nama obat dan cara pemakaiannya) .”
Dr. Olson juga mengemukakan bahwa “Orang tua harus lebih sering menaruh perhatian pada rincian tipe game seperti violance and gore, lirik game dan bahasanya juga sangat penting karena anak-anak suka mencontoh kata-kata yang kasar daripada kata-kata fantasi seperti yang berhubungan dengan zombie atau alien.” Hal paling penting untuk diingat tentunya seberapa mungkin sebuah game dapat memberi efek terhadap hubungan sosial dan tingkah laku di sekolahnya. Ketika ragu, dr. Olson menyarankan agar para orang tua menyewa game tersebut terlebih dulu untuk melihat bagaimana reaksi si anak ketika memainkan game itu—atau main bersama mereka, jika dimungkinkan.

3. Pengawasan merupakan sebuah kunci utama.
“Hal paling sederhana yang bisa dilakukan oleh para orang tua adalah menempatkan semua alat-alat elektronik anak-anak anda seperti game playstation, tv dan komputer diluar kamar tidur mereka,” nasehat dr. Olson. Jika itu tidak dapat dipraktekkan, lalu aturlah pengatur waktu pada alat-alat elektronik tersebut sebelum tidur, gunakan alat pengatur khusus buat orang tua untuk membatasi waktu main dan jalur untuk terhubung ke game yang khusus dewasa.” Penelitian dr. Olson menunjukkan bahwa anak sekolah menengah main game lebih lama, dan memainkan lebih banyak game yang tidak sesuai dengan usia mereka, ketika mereka memiliki keleluasaan bermain tanpa diawasi di kamar tidur mereka. “ Tetapi alasan paling utama kenapa harus mengawasi mereka adalah barang-barang teknologi di kamar tidur bisa mengganggu tidur anak-anak, dan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan anak dan proses pembelajaran di sekolah,” tambah dr. Olson.

sumber: Orangtua.org

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Ngobrol Yuk !